GODZILLA (2014) : 3D REVIEW


Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? 
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (May 14th, 2014)

Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda, sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut karena terkadang beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) juga bisa terjadi 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana di bioskop.

3D Technology : Dolby Digital 3D

Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D di bioskop jaringannya. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda sehingga otomatis pengalaman menonton kemungkinan besar juga berbeda.

Shot in 3D : NO

Godzilla tidak difilmkan dengan kamera 3D.

Brightness : 4.5/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 
Tingkat brightness dalam film Godzilla cukup bagus untuk standard film konversi, tapi masih ada beberapa adegan di malam hari yang cenderung sulit untuk dilihat.

Depth : 2.5/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Tim visual effects Godzilla telah berusaha keras untuk menyuguhkan efek 3D terbaik yang bisa ditampilkan oleh film tersebut. Sebagian besar yang dikembangkan benar-benar adalah adegan-adegan yang melibatkan banyak efek visual seperti pertarungan antara Godzilla dengan MUTO. Sayangnya, jumlah adegan tersebut tidak banyak dan Gareth Edwards sendiri sepertinya tidak berusaha mengambil angle yang bisa mempermudah pekerjaan tim visual effects.

Pop Out : 2/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.

Selain debu dan air hujan, nyaris tidak ada efek pop-out yang bisa anda ingat setelah keluar dari studio bioskop.


Health : 5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 

I'm okay.

Worth It? NO.

Percayalah, tonton versi 2Dnya saja. Anda tidak akan kehilangan apa-apa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Tentang Fase-fase Perkembangan Peserta Didik

TOP 25 BEST FILMS OF 2012

WORLD WAR Z (2013) : AN ORAL HISTORY OF THE ZOMBIE WAR